Friday, 10 August 2018

THE GUIDE

Aku dulu tidak tau bahwa kamu ada, tapi sekarang hanya kamu yg ada di pikiranku.

Sejak pertama kali aku melihatmu, sesuatu dalam diriku berseru "Ini dia!". Aku gugup karena belum pernah memiliki seorang penjaga sebelumnya, tapi aku tau saat ini aku sudah siap. Hal terakhir yg ku ingat sebelum mati adalah membaca sebuah kartu kecil, lalu mendongak dan melihat sepasang mata berwarna merah memperhatikanku. Karena ini adalah pertama kalinya bagiku, aku memutuskan mengikuti penjagaku.

Kamu akhirnya keluar dari mobilmu menuju ke rumah, tersandung pada gundukan es di halaman kemudian menatap es yg membatu di atap. Jika aku bisa,  rasanya aku ingin menertawakan ingatanku tentang ibu, bahkan nenekku yg memperingatkanku betapa berbahayanya es itu.Tapi sekarang aku tau; bukan begitu cara kerja kematian. Kamu membanting pintu, tapi aku sudah menyalipmu masuk dengan percaya diri, karena aku tau kamu belum bisa melihatku.

Kamu memilih pergi ke toilet, aku tersipu, memutuskan untuk tidak mengikutimu, melainkan menjelajahi rumahmu untuk tau seperti apa dirimu. Aku ingin tau apakah kamu akan melalui ini dengan anggun atau dipenuhi teror;  aku ingin tau apakah kamu siap. Dengan penuh kesadaran aku memakai jubah panjangku dan melirik kartu yg tadi aku tulis dengan terburu-buru; memastikan tulisannya bisa terbaca. Ketika kamu keluar toilet menuju dapur, aku memanfaatkan kesempatan itu untuk meletakkan kartu itu di mejamu, dimana cepat atau lambat kamu akan menyadarinya. Tenang saja, kita tidak sedang buru-buru.

Kamu menyenandungkan "Bohemian Rhapsody" sambil meraih makanan beku dari kulkas dan memasukkannya ke microwave. Aku menimbang-nimbang apakah aku harus membuat ledakan dari microwave itu agar pengalaman pertamaku berkesan, tapi kamu pasti akan memilih pilihan lain. Aku hampir mendengar hatiku bergema saat melihatmu berbalik dan menatap kartu itu. Menatap sekeliling dengan curiga, kamu meraih dan membaca kartu itu. Aku mulai bersiap-siap, karena setelah kamu membaca namaku di kartu itu, kamu bisa melihatku dan kehadiranku harusnya menyenangkan.

Ini sangat menyenangkan!


Namaku adalah kematian.
Aku bukanlah satu-satunya kematian, hanya satu dari sekian banyak. Orang-orang pasti mengira kematian tidur di suatu tempat dan terbangun di tempat lain,  tapi itu tidak benar sama sekali. Kematian itu seperti saat kakimu di tarik jauh ke dasar samudra, tiba-tiba, tidak dapat di jelaskan, lalu kemudian mati lemas. Aku disini untuk menjemputmu, karena tidak ada yg bisa menuju kematian sendirian.

Kamu bergidik kebingungan, kemudian mendongak menatapku. Jeritan lantang keluar dari mulutmu (apakah aku semenakutkan itu?) saat aku menarikmu menuju dimensi tempatku berada.

Sebagaimana orang yg hidup menyebutnya dengan... Kematian.

Original Author/Credit : Amanda Llyod

No comments:

Post a Comment

[5] URBAN LEGEND PALING MENAKUTKAN DARI SELURUH AMERIKA (5)

14. Indiana : Diana of The Dunes dan The 100 Steps Cemetary Makam Alice "Diana of the Dunes" Mabel Grey. Source : Google ...