Friday, 20 July 2018

Anak Laki-laki di Jendela

Gadis itu mencoba menahan diri, tapi sekeras apapun dia mencoba, sekeras apapun dia menahan, dia tetap tidak bisa menghentikan kakinya untuk mendekati jendela yg terbuka. Dia berjalan di lantai kayu, merasakan serpihan-serpihan kayu saat dia menyeret kakinya.

Tangannya menggapai kusen jendela, angin berhembus ke wajahnya, membuat rambutnya berkibar. Matanya melebar tak berdaya dan ketakutan, tenggelam dalam langit hitam kebiruan dengan bulan kelabu yg seperti sedang bersedih dan bintang yg bertaburan. Dia tidak mampu menggerakkan kepalanya, namun dia menggerakkan matanya ke arah samping dimana seorang anak laki-laki berdiri disampingnya.

"Tolong", kata itu tersangkut di tenggorokkannya, suaranya tercekat akibat ketakutan. Anak itu menatap kedalam matanya, sebuah senyuman terukir di wajah anak itu saat dia mengikatkan sebuah  tali tebal pada kusen jendela.

Semuanya berawal tiga minggu lalu.

Source  : Google



Gadis itu terbangun karena suara ketukan di jendela kamarnya. Dia mengabaikan suara itu karena dikiranya hanya suara angin dan dia kembali tidur. Gadis itu duduk di tempat tidurnya sambil menggigil ketakutan, tak mampu bergerak sampai suara itu akhirnya berhenti. Namun besok paginya,  gadis itu yakin bahwa semua itu hanya khayalannya. Kamarnya berada di lantai tiga Tanpa pohon ataupun pipa pembuangan yg bisa memberikan akses seorang penyusup untuk masuk. Itu bukan suara ketukan,  dia meyakinkan dirinya sendiri. Itu pasti suara malam yg menjadi lagu tidur untuknya. 

Dua hari berlalu. Saat dia sedang membuat patung di studionya di lantai bawah, dia mendengar ketukan itu lagi. Sejenak dia mematung,  ketakutan. Lalu dia menoleh. 

Di luar jendela, seorang anak tergantung dengan cara terbalik. Hanya kepalanya yang terlihat melalui kaca. Wajahnya sangat pucat, rambutnya gelap, panjang dan kotor, dia seperti anak jalanan tapi dengan mata yg aneh. Mata itu bukan mata manusia; matanya bulat dan miring dengan iris yang sangat besar. Dia memberi gadis itu senyuman nakal dan mengetuk jendela lagi, masih terbalik.

"Tolong, Nona," katanya, "Anda tidak akan membiarkan saya masuk?" Gadis tersentak dan terhuyung ke belakang, menjatuhkan pahatannya yang belum jadi ke lantai, menebarkan tanah liat ke mana-mana. Anak itu berbicara dengan suara lelaki; nada serak dan sadis.

Source : Google
Anak itu mulai mengunjunginya lebih sering lagi, mengetuk pintu dan jendela. Tidak, pikirnya, jangan biarkan dia masuk. Apa pun yang terjadi, jangan biarkan dia masuk. Gadis itu melihatnya mengintip dari jendela-jendelanya setiap kali dia bangun,sampai dia mulai menjaga tirai tetap tertutup sepanjang hari dan jendela-jendela terkunci. Dia mengabaikan ketukan yang terus menerus, yg diikuti oleh suaranya. "Tolong, Nona! Apakah Anda tidak membiarkan saya masuk? "

Gadis itu mulai paranoid. Dia mulai merasakan tekanan batin yg kuat sehingga dia terus bekerja. Karena itu sebagian besar harinya mulai terasa normal kembali. 

Sampai pada hari itu... 

Hari itu, dia tidal enak badan karena kurang tidur. Rekan kerjanya menyarankan dia bicara dengan seseorang, psikiater atau tokoh agama,  mungkin. Ya, aku akan melakukannya, benaknya. Tiba-tiba seseorang mengetuk jendela mobilnya. Dia terkesiap, pupil matanya membesar ngeri. Dia parkir di depan rambu dilarang parkir. Sambil menggerutu,  dia parkir di tampat lain kemudian pergi bekerja. 

Cafe tempatnya bekerja merupakan surga kecil bagi banyak orang;  orang yg suka membaca,  sepasang kekasih atau pebisnis yg ingin secangkir teh atau kopi sebelum mereka kembali menjalankan rutinitasnya.

Source : Google
Saat itu satu jam sebelum dia pulang. Dia sedang melayani pelanggan yg duduk disamping sebuah jendela besar ketika sebuah bisikan terdengar di telinganya  "Hey, Nona". Gadis itu mendongak. Disanalah anak itu berdiri. Tepat di tengah jalan,  denga matanya yg miring dan senyumnya yg jahat. Tanpa pikir panjang gadis itu keluar, anak itu masih disana,  di tengah jalan dengan lalu lintas yg padat. "Saya bilang, tolong, kan?!" Anak itu berbisik. "Saya anak baik, Nona", lalu suara pria dewasa keluar dari mulut anak itu. 

"Tolong saya ". Anak itu berdiri dua belas langkah di depannya. Suaranya terus terngiang dikepalanya bersama dengan riuhnya suara lalu lintas jalan. 

Sebuah bus menabrak anak itu begitu saja, tepat di tempat dia berdiri. Gadis itu menjerit dan berlari ke arah anak itu,  namun disana tak ada apa-apa. Gadis itu berlutut di tengah aspal yg keras dan berwarna abu itu. Beberapa pejalan kaki menghampirinya dan mencoba menenangkan isakan tangisnya. Butuh beberapa saat hingga ia kembali sadar. Gadis itu masuk ke mobilnya lalu mengemudikannya secepat yg dia bisa. 

Dia langsung berlari menuju lantai atas, ke kamar mandinya dan langsung membasuh wajahnya dengan air dingin. Dia menatap bayangannya sendiri di cermin, kini dia kurus tinggal tulang. "Apa yg sudah aku lakukan pada diriku?! "Aku hampir gila, pikirnya, jangan biarkan hal ini terjadi, sadarkan dirimu! Gadis itu mengeringkan dirinya lalu pergi ke kamar tidur. 

Dia menghentikan langkahnya sesaat setelah memasuki ruangan. Anak itu disana, duduk di kusen jendela,  kakinya yg kurus dan kecil berayun. "Anda membiarkan jendela terbuka, "suara serak itu berbisik lirih.

Source : Google
Anak itu berjalan ke arahnya, meraih tangan gadis itu dengan tangannya yg dingin, lalu menarik gadis itu menuju jendela dengan kekuatan yg tak terduga, walaupun gadis itu mencoba melepaskan tangannya, dia tidak bisa melawan. 

Gadis itu melihatnya mengikatkan sebuah tali ke kusen jendela. "Tolong, " suara gadis itu berhasil keluar. 

"Saya juga pernah minta tolong", jawabnya dengan sadis sambil mengikatkan ujung tali ke leher gadis itu. Gadis itu merasakan kakinya mulai menaiki jendela dan berdiri di atasnya. 

"Saya anak baik, " anak itu berbisik di telinga gadis itu. Dia bisa merasakan nafasnya yg dingin dan bau busuk, bau kematian. 

Orang lain akan menemukan surat terakhir yg ditilis oleh dirinya sendiri tentang bagaimana gadis itu bunuh diri karena bosan hidup. Gadis itu merasakan kerasnya kusen pintu, cahaya bulan yg menerpa wajahnya, Dan angin meniup ramburnya,  hal tetakhir yg dia rasakan. Sebuah bayangan jatuh dari lantai tiga sebuah rumah,  lalu suara itu mendengus "Saya anak baik,  Nona".

Credit: H. Jilani
Post on:  creepypasta. Com
Translator : mayaaa18

No comments:

Post a Comment

[5] URBAN LEGEND PALING MENAKUTKAN DARI SELURUH AMERIKA (5)

14. Indiana : Diana of The Dunes dan The 100 Steps Cemetary Makam Alice "Diana of the Dunes" Mabel Grey. Source : Google ...